SEJARAH PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH
Pendahuluan.
Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal adalah filial Pesantren DarunnajahJakarta. Karena Pesantren Darunnajah Jakarta membuka 28 filial dan Pesantren Darul Amanah adalah filial yang ke-10.
Pondok Pesantren Darul Amanah juga termasuk Pesantren Alumni Gontor. Karena Pondok Modern Gontor hingga saat ini telah mempunyai Pesantren Alumni seluruhIndonesia200 lebih Pesantren dan satu–satunya Pesantren Alumni Gontor di Kabupaten Kendal adalah Pesantren Darul Amanah.
Disamping itu Pondok Pesantren Darul Amanah kurikulumnya, disiplinnya, tata tertib dan lain–lainnya hampir seperti Gontor. Termasuk pula pimpinannya adalah alumni Pondok Modern Gontor.
Pondok Pesantren Darul Amanah pada mulanya memiliki tanah waqaf dari Bapak H. Sulaiman seluas 6.000 m2 yang diikrarkan pada tanggal 22 Pebruari 1990 di rumah Bapak H. Sulaiman, Kabunan Ngadiwarno Sukorejo Kendal. Pada tahun 2007 ini tanah yang dimiliki Pesantren seluas + 45.000 m2( 4,5 hektar ) hasil jerih payah dan perjuangan dari Pimpinan Pesantren, Pengurus dan para Guru yang andil dalam perluasan ini. Juga tanah tambahan tersebut di dapat dari wakaf H. Yasykur, Hj. Hasanah Jakarta, serta wakaf para wali murid yang dilelang permeter persegi, termasuk pula hasil pembelian Pesantren Darul Amanah sendiri.
Setelah pembentukan Yayasan Darul Amanah pada tanggal 24 Pebruari 1990, maka berdiri pulalah Pesantren Darul Amanah yang dipelopori sebagai oleh:
KH. Jamhari Abdul Jalal, LC (Cipining Bogor)
KH. Mas’ud Abdul Qodir (Pes. Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal)
Bpk. Slamet Pawiro ( Parakan Sebaran Pageruyung)
Ust. Junaidi Abdul Jalal (Parakan Sebaran Pageruyung)
Adapun Sebagai Pimpinan Pesantren Darul Amanah adalah KH. Mas’ud Abdul Qodir, alumni Gontor tahun 1975.
Keadaan Santri.
Pada awal berdirinya Pesantren Darul Amanah, membuka pendidikan tingkat Aliyah (MA) dengan santri sejumlah 60 anak putra dan putrid. Sementara santriwan (putra) menempati rumah Pimpinan Pesantren yang ada di sebelah barat Puskesmas Sukorejo II (Kabunan) selama 2 bulan. Kemudian pindah ke kampus Pesantren ( Gedung Ibnu Sina ), sedangkan untuk santri putri sementara waktu bertempat di rumah Bapak H. Sulaiman (Kabunan) selama 9 bulan. Kemudian pindah ke rumah Pimpinan yang ada di dekat kampus Pesantren Darul Amanah. Rumah Pimpinan Pesantren tersebut hampir semua untuk tempat santri, hanya tinggal satu kamar saja yang disisakan sampai tahun 1997. Disamping untuk santriwati, rumah Pimpinan Pesantren juga untuk kamar Ustadzah, kantor Ustadzah, koperasi putri dan tempat makan.
Pada tahun pertama, santri Pesantren Darul Amanah datang dari berbagai daerah seperti Kab. Kendal, Batang, Kodya Semarang, Jepara, Ngawi,Jakarta, Pekalongan dan Pemalang
Pada tahun ke-2, Tahun Pelajaran 1991/1992 pondok Pesantren Darul Amanah membuka pendidikan tingkat Tsanawiyah (MTs.) dan Aliyah (MA) dengan jumlah santri sebanyak 190 anak, tahun ke-3 sejumlah 335 anak. Tahun ke-4 sejumlah 415 anak, tahun ke-5 sejumlah 505 anak, tahun ke-6 sejumlah 650 anak, tahun ke-7 sejumlah 817 anak, tahun ke-8 sejumlah 1028 anak, tahun ke-9 sejumlah 1082 anak, tahun ke-10 sejumlah 1161 anak, tahun ke-11 sejumlah 1225 anak, tahun ke-12 sejumlah 1225 anak, tahun ke-13 sejumlah 1225 anak, tahun ke-14 sejumlah 1225 anak. Tahun ke-15 sejumlah 1125, tahun ke- 16 sejumlah 1200 anak. Tahun ke-17 sebanyak 1.258 anak. Tahun pelajaran 2008/2009 sebanyak + 1.316 anak, Tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 1.406 anak, Tahun pelajaran 2010/2011 sejumlah 1.416 anak, Tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 1.602 anak, dan pada Tahun Pelajaran 2012/2013 ini jumlah santri sebanayak 1.875 anak, mereka berasal dari berbagai daerah yang hampir tersebar di seluruh Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Palembang, Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, Lamandau, Nagroe Aceh Darussalam, Banjarmasin, Sintang, Pontianak, Palangkaraya, Jaya Pura, Batam, Banten, Bengkulu, Sinjai, Dll.
Sumber: darulamanah.com
Sabtu, 21 April 2018
Selasa, 17 April 2018
JILBAB ANGGUN MU
JILBAB
ANGGUN
Goresan senyummu tertera
jelas
Indah bagai sekuntum bunga
mekar
Di kala fajar menyingsing
Helai anggun jilbab
panjang mu
Jelas terurai menyapu
langkah kaki mu
Langkah anggun mengiringi
langkah itu
Seakan terbuai akan cantik
mu
Terasa bahagia bila ku
dengar lantunan ayat suci Nya
terucap dari bibir indah
mu itu
Ingin ku selalu
mendengarnya
Mendengar bibir mu
melantunkan
ayat suci Nya
Selasa, 03 April 2018
DALAM SUJUDKU
Dalam sujudku
Ketika keheningan melanda
sayup-sayup desiran angin menemani
setiap sujud malam ku
ku sebutkan nama indah mu
Ketika keheningan melanda
sayup-sayup desiran angin menemani
setiap sujud malam ku
ku sebutkan nama indah mu
rasa tak harus ku ungkapkan
rasa pun tak usah kau balaskan
biar Tuhan lah yang tentukan
indahnya melihat masa depan
melihat senyum mu pun cukup sudah
hati dan jiwa tlah terobati karnanya
cukup dengan do'alah
ku jaga rasa suci ini
Langganan:
Postingan (Atom)